Penyakit kanker saat ini sedang marak di Indonesia, terlebih lagi beberapa artis ternama Indonesia harus tutup usia lantaran terserang penyakit kanker. Sangat mengerikan bukan? Mungkin pernah pula terbersit di benak Anda, apakah kita juga beresiko terserang kanker? Jawabannya adalah Ya. Tanpa terkecuali semua orang pun berpotensi terserang kanker. Namun, kalau boleh berharap jangan sampai kita maupun orang-orang terdekat kita terindikasi kanker.
Apa itu kanker?
Menurut International Union Against Cancer (UICC) tahun 2009 dalam artikel “White Turmeric (Curcuma zedoaria): its chemical subtance and the pharmacologial benefits”, kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Menurut WHO jumlah penderita kanker di dunia setiap tahun bertambah sekitar tujuh juta orang, dan dua pertiga diantaranya berada di negara berkembang. Salah satunya adalah Indonesia. Dilansir dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI), di Indonesia sendiri terdapat 100 penderita kanker baru per 100.000 penduduk dan terus melonjak setiap tahunnya. Sedangkan menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RISKESDAS tahun 2004, kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke, TB, hipertensi, cidera, perinatal, dan DM.
Bagaimana pengobatan kanker?
Pengobatan kanker menjadi topik hangat di dunia kesehatan, sebab hingga saat ini belum ditemukan secara pasti pengobatan yang mampu menghilangkan kanker secara keseluruhan. Pengobatan kanker dapat dilakukan dengan mengguakan berbagai obat kimia, namun ternyata kanker juga dapat ditangani dengan agen phytotherapeutic. Agen phytotherapeutic merupakan obat herbal standar yang terdiri dari satu bahan aktif atau campuran kompleks yang berasal dari berbagai bagian tanaman.
Adakah tumbuhan untuk menanggulangi kanker?
Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, terutama dalam hal rempah-rempahnya. Hutapea JR. dalam buku Inventaris tanaman obat Indonesia, mengungkapkan bahwa kunyit putih (Curcuma zedoaria) diduga memiliki potensi sebagai zat antikanker.
Kunyit putih merupakan tanaman musiman, yang memiliki banyak serat, berbau khas, serta berasa pahit. Lobo dkk. (2009) dalam artikel “Curcuma zedoaria rosc. (white turmeric): a review of its chemical, pharmacologial and ethomedicinal properties” mengungkapkan bahwa tanaman kunyit putih mengandung senyawa kimia berupa kurkuminoid, minyak atsiri, astringensia, flavonoid, sulfur, gum, resin, tepung, dan sedikit lemak. Selain itu, kunyit putih juga mengandung alkaloid, phenol, saponin, glikosida, steroid, dan terpenoid yang diduga dapat digunakan sebagai antimikroba, antifungal, antikanker, antioksidan, antialergi, dan analgesik.
Pada penelitian Syu dkk. “Cytotoicity of curcuminoids and some novel compounds from Curmcuma zedoaria” menunjukkan bahwa kunyit putih memiliki banyak kandungan senyawa sepertivkurkuminoid, flavonoid, bisdemothxycurcumin, demothoxycinnamate, dan ethyl p-methoxycinnamate yang diantaranya berfungsi sebagai antikanker.
Bagaimana kunyit putih berperan sebagai antikanker?
Menurut Syu dkk. pada penelitiannya, kandungan senyawa yang dihasilkan pada ekstrak ethanol kunyit putih dapat menghambat pertumbuhan sel OVCAR-3 (human ovarian cancer), murine sarcoma, metaplasia sel fibroblas NIH 3T3, sel kanker kolon HCT-15 dan HT-29, sel embrional ginajl (HEK293), sel hepatoselular karsinoma, dan sel Hep-2. Selain menghambat kanker, menurut Syu dkk. Kunyit putih juga mengandung Ribosome Inacting Protein (RIP) yang berfungsi menonaktifkan perkembangan sel kanker dan menghambat pertumbuhan sel kanker.
Pada penelitian Carvalho dkk. (2010) menunjukkan bahwa ekstrak sederhana kunyit putih 0,1-0,2% yang diberikan secara intraperitoneal pada hewan percobaan tikus yang diinduksi oleh sel melanoma B16F10 murine meningkatkan jumlah limfosit pada hari ke 15 dan 30 setelah pemberian, jumlah neurofil meningkat setelah 15 hari pemberian, dan permberian ekstrak selama 15-60 hari meningkatkan jumlah sel darah merah dan leukosit. Sehingga menghambat mediator B16F10 serta memiliki efek antimigrasi sel kanker yang dapat menghambat metastasis.
Sedangkan kandungan minyak atsiri dalam kunyit putih menurut Syu dkk. dan Lakshmi dkk. (2011) dalam “Antitumor effects of isocurcumenol isolated from Curcuma zedoaria rhizomes on human an murine cancer cells” ditemukan memiliki efek dalam menghambat sel promyelocytic leukimia HL-60. Kandungan isocurcumenol dalam kunyit putih pun mampu digunakan sebagai antitumor pada paru-paru, menghambat sel karsinoma nasofaring, sel leukimia, dan sel limfoma.
Nah, setelah membaca penjelasan di atas, masihkah Anda ragu akan kebermanfaat rempah-rampah Indonesia terutama kunyit putih?? Pastinya tidak bukan, oleh sebab itu sebelum diagnosa mengerikan itu kita alami, mari kita sama-sama menghindarkan diri dan mencegah kanker dalam tubuh. Berikut cara sederhana mencegah kanker dengan kunyit putih :
1. Parut 3-4 kunyit putih yang telah dikupas kulitnya. Beri sedikit air, lalu peras menggunakan sapu tangan. Air perasan kunyit putih tersebut adalah ekstrak yang bersifat menyembuhkan. Gunakan 2-3 sdm ekstrak kunyit putih dan campur bersama 100 cc air hangat.
2. Minum sebanyak 3-4x sehari jika digunakan untuk maksud penyembuhan. Sedangkan untuk pencegahan, cukup 1x sehari.
GIPHY App Key not set. Please check settings